Sabtu, 13 Februari 2016

Surga Tersembunyi

Siapa yang pernah berkunjung ke Kota dingin Takengon pasti ingin kembali lagi.Alam yang sejuk dan meandangan yangmenawan serta danau Lut Tawar yang menakjubkan akan memberikan keistinmewaan bagi di masing-masing wisatawan.Kota Takengon berada dalam kepungan gunung-gunung dan bukit barisan serta letaknya yang berada ditengah-tengah provinsi Aceh.

Untuk mencapai lokasi Takengon,anda bisa bepergian dari Banda Aceh dan harus menempuh 6-7 jam perjalanan.Selain itu anda juga bisa bepergian dari kota Medan melalui Bireuen,nanti anda akan melihat petunjuk jalan menuju kota Takengon di persimpangan kota Biereuen.Anda juga bisa menggunakan akses pesawat melalui Bandara Rembele diBener Meriah,jaraknya sekitar 24 km dari Takengon.


1.Bur Gayo

Negri kopi ini memang tak henti-hentinya memberikan keindahan, bahkan setelah cahaya matahari Pergi dan di gantikan oleh bulan yang biasanya menutupi malam. 
Salah satu keindahan dari banyak keindahan lain yang di miliki dataran tinggi gayo adalah Bur Gayo atau biasa di kenal dengan Gayo Highland nama Bur  sendiri mempunyai arti Bur = Gunung/Bukit. jadi dapat di simpulkan bahwa Bur Gayo adalah Bukit yang berada di dataran tinggi Gayo.

Dari atas Bur Gayo anda dapat melihat megahnya kota takengon dan Jernihnya danau laut tawar, namun pada kesempatan kali ini tidak menampilkan suasana cerah di siang hari namun keindahan Bur gayo pada soe dan malam harinya.Bur gayo terletak di takengon kota dari Aceh tengah atau yang biasa di kenal dengan Negri kopi Arabika dataran tinggi Gayo. Lebih tepatnya di sebelah selatan kota takengon.
untuk mencapai tempat akses mudah karna biasa naik motor atau Ojek juga bisa, kira-kira memakan waktu  30 menit dari pusat kota dan akan mendapatkan suguhan sunset, strike, panorama, berbagai sudut mempunyai keunikan tersendiri.



2.Atu Belah

Batu belah merupakan sebuah batu besar yang terletak lebih kurang 35 km dari Takengon tepatnya di desa "Penarun", Kabupaten Aceh Tengah. Konon ceritanya batu ini dapat menelan siapa saja yang bernyanyi menggunakan bahasa gayo didekatnya dan batu itu akan terbelah dan menarik orang tersebut kedalamnya. Menurut cerita yang berkembang di masyarakat.

Dahulu kala di desa penarun  hiduplah sebuah keluarga yang terdiri dari seorang ayah,ibu dan dua orang anaknya. anak yang sulung berusia 7 tahun, sedangkan adik nya masih balita. kehidupan keluarga itu sangat miskin, mata pencaharian sang ayah adalah bertani. pada waktu senggang setelah mengerjakan sawahnya, sang ayah selalu berburu ke hutan.
Ketika saat makan siang tiba, si anak sulung merajuk karena tidak ada ikan sebagai lauk nasinya. anak itu terus merengek rengek, sehingga membuat sang ibu menjadi sedih dan memerintahkan si anak mengambil sendiri belalang yang berada di lumbung. Kemudian pergilah si anak ke lumbung dengan hati yang gembira untuk mengambil beberapa ekor belalang.


Tetapi ketika ia membuka pintu lumbung, belalang tersebut berterbangan, dengan girangnya si anak menangkap beberapa ekor belalang yang hendak di serahkan ke ibunya agar dimasak sebagai lauk pada siang itu. sehingga ia lupa untuk menutup lumbung tersebut kembali menyebabkan semua belalang yang ada di dalam lumbung terbang ke luar semuanya.

Ketika sang ayah pulang berburu, ia kelihatan amat lelah dan kesal, karena seharian berburu ke hutan dan tidak mendapatkan hasil buruan seekor hewan pun yang bisa menjadi santapan mereka. Kekesalan dan kecewaanya itu berubah menjadi kemarahan ketika istrinya mengatakan bahwa semua belalang yang ada di lumbung lepas terbang.

Si ayah sangatlah marah mengingat sangat lama ia mengumpulkan belalang-belalang tersebut, dan sekarang semuanya lenyap, hilang karena kelalaian sang istri dan anaknya. Dalam keadaan lupa diri, sang ayah memukuli ibu dari anak-anaknya sampai babak belur kemudian menyeretnya ke luar rumah dan si ayah mengambil parang yang berada dekatnya dan memotong payudara ibu dari anak nya itu.


Dalam keputusasaannya dan menyesali perbuatan suaminya yang begitu ringan tangan, istrinya pergi meninggalkan rumah sambil merintih kesakitan dengan darah yang bercucuran. Ia pun berjalan tak tentu arah dan tujuan sehingga sampailah didepan batu belah. Kemudian tanpa menunggu lama si ibu yang malang itu langsung mendendangkan nyanyian dalam bahasa gayo berkali-kali dengan lembut, yang bunyinya "Atu Belah, Atu Betangkup......ini nge sawah janyi te dahulu" nyanyian tersebut mempunyai makna "Batu Belah, Batu Bertangkup.........ini sudah sampai janji kita dahulu". Bergetarlah bumi terasa bagaikan gempa dengan goncangan yang sangat dahsyat perlahan-lahan terbukalah batu belah tersebut.

Kedua adik berkakak itu terus mengikuti ibunya dari kejauhan sambil menangis. Sang kakak menggendong adiknya yang masih kecil. Sampai tibalah anakya di hadapan batu belah tersebut. Dengan hati yang hancur anak-anaknya menangis berteriak semampunya melihat si ibu sudah melangkah mau masuk kedalam batu belah.

Tanpa ragu-ragu dengan tidak mempedulikan jeritan anak-anaknya lagi si ibu langsung melangkah masuk ke dalam mulut batu yang menganga lebar. Sedikit demi sedikit tubuh perempuan itu ditelan batu tersebut. Pada saat kedua anak nya kakak beradik itu tiba di depan Batu Belah, suasana alam sekitar tempat itu menjadi berubah. Hujan tiba-tiba turun dengan lebatnya yang di sertai dengan angin kencang. Bumi terasa redup, seakan menyaksikan Atu Belah menelan manusia.

Beberapa saat kemudian semuanya reda. Dengan hati hancur kakak beradik itu hanya dapat melihat rambut ibunya yang tidak masuk semua tertelan Batu Belah. Kemudian anak yang besar mencabut tujuh helai rambut ibunya untuk di jadikan jimat pelindung mereka berdua.


Sekarang Atu Belah menjadi destinasi wisata Takengon.


3.Pantan Terong
Jika kalian mngunjungi bukit yang terletak di puncak bukit Dataran Tinggi Gayo Takengon Kabupaten Aceh Tengah ini,kalian akan disuguhkan pemandangan yang menakjubkan,Di tempat ini akan terlihat ibu kota Takengon dan Danau Laut Tawar secara keseluruhan, lapangan Pacuan Kuda Belang Bebangka di Kecamatan Pegasing, bandara udara Rembele dari atas, dengan diapit serta dikelilingi punggung gunung bukit barisan yang elok.

Terletak di kecamatan Bebesan, 7.5 km dari kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah dan berada pada ketinggian 1.830 meter di atas permukaan laut serta memiliki udara yang sejuk.ttak heran tempat ini menjadi salah satu tempat terbaik untuk menikmati pemandangan yang begitu indah ini. selain itu,Pantan Terong juga merupakan obyek wisata unggulan yang dikelola secara baik oleh pemerintah daerah Kabupaten Aceh Tengah.


Jika kalian ingin mengunjungi Pantan Terong takengon ini dari pusat kota, kalian akan menempuh jarak sekitar 5 kilometer. Jalan menuju tempat wisata ini sangat bagus, jadi anda tidak perlu khawatir bila ingin mengunjungi temapt wisata ini tetapi ada hal yang perlu kalian perhatikan sebelum pergi ke Pantan Terong.dengan letaknya yang tinggi membuat jalan menuju kesana selalu menanjak dan terkadang cukup terjal, anda harus memastikan keadaan kendaraan anda dalam kondisi baik.Dan jika mungkin anda mengalami kerusakan kendaraan di tengah jalan pun telah banyak bengkel-bengkel kecil di sepanjang jalan yang siap membantu anda.Setelah kalian mencapai puncak Pantan Terong ini, jangan lupa terlewatkan yah moment berfoto ria. rugi lho udah datang jauh-jauh melewati jalanan yang menanjak eh malah engga foto.

4.Bur Birah Panyang

Bur pirah panyang ini adalah destinasi yang mulai berkembang dengan kegemaran banyak orang untuk hiking dan ngecamp,Gunung ini berada dekat dengan Bur Gayo,dari sini juga kita bisa melihat panorama Takengon yang sangat luar biasa.Belum banyak yang belum mengetahui lokasi ini mungkin hanya seputaran Takengon dan mungkin Aceh.Dengat akses yang tergolong mudah akan membantu wisatawan untuk menaikinya,Dalam waktu dekat ini akan di bangun juga fasilitas untuk menunjang kenyamanan wisatawan.





 5.Air Terjun Tansaran Bidin

Keindahan alam di Gayo masih banyak yang tersembunyi, belum banyak diketahui orang termasuk penduduk Kabupaten Bener Meriah sendiri. Salahsatunya lokasi tensaran (air terjun-red) Bidin berlokasi di Wonosari,15 kilometer dari Ponok Baru, di desa Blang Jorong Wonosari, tensaran Bidin dikelilingi pohon rimbun berbagai jenis yang didominasi pinus.

Perjalanan bisa ditempuh dengan segala jenis kenderaan, namun mesti sering bertanya kepada warga setempat karena tidak ada penujuk jalan menuju lokasi Tensaran Bidin.

Mencapai lokasi lebih dekat, mesti ditempuh berjalan kaki sekira 300 meter dengan medan sangat miring dan bersemak belukar. Ini menjadi kendala bagi pelancong. Tidak tersedianya jalan setapak yang aman. Yang tidak punya nyali dan tenaga kurang, harus pasrah hanya melihat dan mendengar gemuruh air terjun dari kejauhan.




6.Burni Telong

Burni Telong adalah gunung yang terletak di Kabupaten Bener dan telah mejadi ciri khas dari Kabupaten Tersebut. Gunung Burni Telong adalah gunung berapa Aktif dan pernah meletus pada Tanggal 7 Desember 1924 menyebabkan kerusakan hebat lingkungan sekitarnya termasuk lahan pertanian dan perkampungan.

Burni Telong yang dalam bahasa Indonesia diartikan dengan gunung yang terbakar, berada di ketinggian 2.600 meter di atas permukaan laut. Gunung ini hanya berjarak lima kilometer dari Redeolong, ibu kota Kabupaten Bener Meriah dan Bandar Udara Rembele (RBL). Untuk mencapai gunung yang sering disebut Burni Cempege (gunung yang penuh belerang–red), ada beberapa jalur. Salah satunya, melalui Jalur Edelwais. Dinamakan Edelwais karena di sepanjang jalur itu ditumbuhi bunga Edelwais yang oleh masyarakat Gayo dipercayai sebagai bunga abadi. Jalur ini diawali dengan jalan aspal mulai dari simpang jalan utama Takengon-Bireun sampai ke lereng Burni Telong tepatnya di desa Bandar Lampahan Kecamatan Timang Gajah yang berjarak 3 km.

Bila mau melakukan Pendakian sebaiknya berkonsultasi dulu dengan pemuda-pemuda setempat atau mengajak satu dua orang dari mereka turut serta, kecuali anda sudah mengenal betul medan dan jalur pendakian Gunung Burni Telong. Kondisi lapangan untuk mencapai ke ketinggian puncak memang agak terjal. Tapi, jalur dari Bandar Lampahan menuju lereng gunung merupakan pilihan favorit para pecinta alam atau pendaki gunung. Setelah melewati medan terjal, kita menemukan sebuah gua, yang sering digunakan pendaki sebagai tempat menginap bila ingin bermalam untuk beberapa hari. Di ketingian Burni Telong, hamparan pohon pinus memanjakan mata Anda Inilah satu-satunya gunung berapi aktif di dataran tinggi Gayo, Aceh Tengah dan Bener Meriah.




#ayokegayo

0 komentar:

Posting Komentar