Selasa, 17 November 2015

Masakan Yang Hanya Ada di Dataran Tinggi Gayo

1.Masam Jeng
              Masam Jeng adalah masakan gulai ikan khas Gayo. Biasanya ikan yang digunakan adalah ikan mujahir. Kalau ikan mujahir di pesisir Aceh yang kecil-kecil seukuran telapak tangan. Ikan mujahir di dataran tinggi Gayo umumnya berukuran besar, bahkan ada yang mencapai 1 kg per ekor. Dagingnya yang manis dan lembut menjadikan ikan ini pilihan utama pada beberapa masakan khas Gayo.







              Ikan Mujahir dimasak dengan bumbu kunyit, cabai, bawang merah dan bawang putih. Penggunaan periuk dari gerabah akan memberikan hasil rasa yang lebih optimal. Yang menjadi pemberi cita rasa khas adalah daun gegarang, daun yang tumbuh di wilayah pegunungan Gayo dempan. Aroma khas gegarang  dan sensasi kebas yang ditimbulkan empan di lidah, memberikan ledakan rasa yang tidak ditemukan pada gulai ikan biasa. Penambahan kacang koro memberikan rasa manis berlemak yang memperkuat dan melengkapi pengalaman istimewa menikmati gulai khas gayo ini.Sajikan dengan nasi panas, dan ditutup dengan menikmati kopi arabica gayo yang melegenda. Waktu makan siang yang akan menjelma menjadi perjalanan wisata kuliner tersendiri


2.Pengat
              Pada dasarnya Pengat adalah Masam Jeng yang dimasak dengan sedikit kuah, menggunakan periuk gerabah. Proses memasaknya sederhana. Setelah semua bahan dimasukkan, periuk berisi bahan-bahan didiamkan di atas api kecil dalam jangka waktu lama. Hingga kuahnya menyusut, hilang. Meninggalkan ikan dengan bumbu pekat, dan sensasi aroma asap terbakar. Tantangan memasak Pengat adalah memastikan tingkat ‘hangus’ pada dasar masakan yang tepat..




3.Cecah Angur
             Umumnya Tamarillo,atau Terong Belanda, digunakan sebagai jus. Tapi di dataran tinggi Gayo, anda akan menemukan terong belanda, biasa disebut angur (ada yang menyebutnya agur), digunakan sebagai bahan pembuat sambal terasi.Hampir sama dengan sambal terasi biasa, hanya saja alih-alih menggunakan tomat, orang Gayo menggunakan terong belanda. Hasilnya, kombinasi rasa khas yang unik, dan sangat segar. Rasa asam dan aroma khas terong belanda menciptakan karakter rasa yang tidak bisa ditemukan di sambal terasi biasa. Padukan cecah yang diolah mentah ini dengan nasi hangat, ikan mujahir digoreng, dan rebusan pucuk jipang alias labu siam atau chayote. Dijamin sarapan, makan siang, atau makan malam anda akan sangat istimewa. Sederhana, tapi mewah.


4.Cecah Bajik
            Cecah bisa diartikan sambal atau semacam rujak. Cecah Bajik adalah menu khas yang hadir saat ramadhan. Walaupun kadang-kadang bisa ditemukan di bulan lainnya. Rasanya manis, dan katanya membuat perut ‘dingin’. Cocok untuk berbuka, dan cukup memberikan energi alami.
Bahannya sederhana. Bajik atau bakal buah nangka muda, jambu klutuk (guava) muda, pisang muda, gula aren/gula merah/gula nira, dan sedikit garam. Semua bahan ditumbuk kasar. Ada yang menambahkan nenas, ada juga yang tidak.








5.Cecah Kekulit (Cecah Reraya / Cecah Hari Raya)

             Bahan bakunya adalah kulit kerbau, hati kerbau, dan jeroan yang direbus dengan sedikit garam. Kemudian dirajang halus. Dicampurkan dengan bumbu yang juga sudah digiling halus. Serai, jahe, empan (andaliman), lengkuas, bawang merah, bawang putih, dan garam. Bumbu halus ini mentah, tdk ditumis lagi sehingga rasanya segar.Rajangan halus bahan rebusan tadi, dicampurkan dengan bumbu, lalu ditambahi air perasan kayu weng (wing/ uweng) dan air jeruk.Kabarnya ini adalah hidangan khas dari wilayah Toa. Dan menjadi hidangan wajib saat hari raya
















0 komentar:

Posting Komentar